Minggu ke-4 - Project Integration Management (Manajemen Integrasi)
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik
- Manajer proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
- Manajemen integrasi proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
- Manajemen integrasi proyek: termasuk Interface
- Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek
Proses dan overview Project Integration Management
Sembilan proses project integration management dapat menjelaskan
bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari
sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut
diorganisasikan menjadi delapan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah
ini:
- Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup
- Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal
- Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya
- Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim kerja
- Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan kinerja,dan penyelesaian administratif
- Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko dan pengendalian penanggulangan resiko
- Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan, perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan penyelesaian kontrak
- Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik. Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan
Kerangka kerja integrasi manajemen proyek, pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah rencana proyek
Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan menuangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang
konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut
semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek
hingga titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek
diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah
perencanaan yang biasanya berbentuk proposal
Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal,
kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka
kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek
yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks
penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan
direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara
umum terjadi dalam manajemen proyek
Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan pengetahuuan,
ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas yang
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan
tentang manajemen proyek (project management knowledge) meliputi:
- Manajemen integrasi proyek, terdiri dari: pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasi dengan baik
- Manajemen ruang lingkup proyek: dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek
- Manajemen waktu: mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya
- Manajemen biaya: meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan
- Manajemen mutu: dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder)
- Manajemen sumber daya manusia (SDM): mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek
- Manajemen komunikasi proyek, terdiri atas: perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik
- Manajemen resiko, mulai dari identifikasi resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul
- Manajemen pengadaan, mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala ur mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah
Contoh Outline untuk Software Project Management Plan (SPMP)
Analisis Stakeholder dan contohnya
Dokumen stakeholder analisis merupakan dokumen yang penting (dan
sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan
dengan:
- Nama dan organisasi stakeholder
- Peranannya dalam proyek
- Fakta-fakta unik mengenai stakeholder
- Level keterlibatannya, dan
- Ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholde
Eksekusi rencana proyek dan ketrampilan penting yang dibutuhkan
- Mengelola eksekusi proyek
- Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
- Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
- Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilkan
- Keterampilan penting dalam eksekusi proyek:
- Kepemimpinan
- Komunikasi
- Politik
- Kemampuan menggunakan tools dan techniques
- Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi
yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan
dengan urutan yanag benar
- Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan
untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
- Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek
Alat dan teknik eksekusi proyek
- Metodologi manajemen proyek
- Manajemen proyek sistem informasi
Integrated change control dan process pada proyek TI
Integrated change control
Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle
- Tujuan utama pengendalian perubahan:
- Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality)
- Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
- Mengelola perubahan yang terjadi
- Kontrol perubahan dalam proyek IT:
- Pandangan lama: Tim Proyek harus melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan tepat biaya
- Masalahnya: Stakeholders jarang sekali menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan estimasi biaya seringkali tidak akurat
- Pandangan Modern: Manajemen Proyek adalah proses komunikasi dan negosiasi yang konstan
- Solusi: Perubahan seringkali memberikan keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana untuk mengakomodasi perubahan tersebut
Change Control System dan Change Control Boards (CCBs)
- Sistem kontrol perubahan:
- Proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah
- Menggambarkan orang yang berwenang untuk membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut
- Seringkali melibatkan Change Control Board (CCBs), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya
- Change control board:
- Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui
- Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi
- Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat
Konfigurasi Manajemen
- Cara menjamin bahwa deskripsi dari produk yang dihasilkan sudah benar dan lengkap
- Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
- Spesialis manajemen konfigurasi bertugas untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
- konfigurasi, mengendalikan perubahan, mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka verifikasi kesesuaiannya dengan requirement
Minggu ke-5 - Project Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup)
Pengertian Project Scope Management
Project Scope Management adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk
harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta
proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud. Project
Scope Management atau Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan
dikerjakan atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam sebuah proyek.
Proses Projeck Scope Management
- Scope planning : menentukan bagai mana ruang lingkup akan ditentukan, diperifikasi, dan dikendalikan.
- Scope definition: menelaah project charter dan pernyataan ruang lingkup awal dan menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan yang dikembangkan dan perubahan permintaan tersebut disetujui.
- Membuat WBS:mengelompokkan penyampaian proyek besar menjadi lebih kecil, komponen lebih mudah ditangani.
- Scope verivikasi : penerimaan mempormalkan ruang lingkup proyek.
- Scope Control : Pengendalian perubahan ruang lingkup proyek.Inisialisasi Proyek : Rencana strategis dan pemilihan proyek
Perencanaan strategis meliputi penentuan tujuan jangka panjang,
memprediksi tren masa depan, dan proyeksi kebutuhan produk dan layanan
baru.
- Organisasi sering melakukan analisis SWOT.
- Identifikasi proyek potensial.
- Gunakan metode realistis untuk memilih proyek yang sedang dikerjakan.
- Merumuskan inialisasi proyek dengan mengeluarkan project charter.
Mengapa perusahaan investasi pada IT
- Hal ini sering sulit untuk memberikan justifikasi yang kuat untuk berbagai proyek IT. Tetapi semua orang setuju mereka memiliki nilai tinggi
- Lebih baik menghitung mas karat dari pada menghitung sen dengan tepat.
- Kriteria yang penting untuk proyek yaitu : ada kebutuhan untuk proyek tersebut seperti dana yang tersedia cukup dan dana yang kuat akan membuat proyek tersebut berhasil.
Identifikasi Proyek Potensial
- Kebanyakan organisasi mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek IT
- Membangun Rencana strategis IT berdasarkan rencana strategis organisasi secara menyeluruh.
- Analisis Area Bisnis
- Mendefinisikan proyek yang potensial
- Memilih proyek IT dan menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
Analisis Finansial
Didalam analisis dibutuhkan pertimbangan finansial yang merupakan hal
terpenting dalam pemilihan proyek. Sehingga dibutuhkan metode – metode
dalam melakukan pertimbangan tersebut yang terdiri dari :
- Net Present Value (NPV) analysis
- Return on Investment (ROI)
- Payback analysis
Weighted Scoring Model
Adalah tool yang dapat memberikan proses yang sistematis dalam memilih proyek berdasarkan beberapa kriteria.
- Identifikasi kriteria yang penting
- Tentukan bobot pada setiap kriteria
- Tentukan score pada tiap kriteria
- Kalikan score terhadap kriteria untuk memperoleh bobot total
- Makin tinggi bobot total makin baik proyek yang didapatkan.
Penerapan Balanced Scorecard
Scorecard yang seimbang adalah perencanaan strategis dan sistem
manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri,
pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan
kegiatan usaha dengan visi dan strategi organisasi, meningkatkan
komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi
terhadap strategis tujuan.
Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran finansial tradisional
Tapi ukuran finansial menceritakan kisah tentang peristiwa masa lalu,
cerita yang memadai untuk perusahaan abad industri di mana investasi
dalam kapabilitas jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan tidak
penting untuk keberhasilan.. Langkah-langkah keuangan tidak memadai,
namun , untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan bahwa
informasi usia harus membuat untuk menciptakan nilai masa depan melalui
investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan
inovasi.
Prinsip dasar pembentukan WBS
Sebuah karya breakdown structure (WBS) adalah proses untuk menentukan
akhir dan produk antara suatu proyek dan hubungan mereka. Umumnya, WBS
menggunakan diagram pohon / struktur diagram untuk menunjukkan
keseluruhan resolusi persyaratan menjadi semakin tingginya tingkat
detail. WBS memungkinkan sebuah tim untuk mencapai persyaratan umum oleh
partisi tugas besar ke dalam komponen yang lebih kecil dan berfokus
pada pekerjaan yang dapat lebih mudah dilakukan.
WBS menangkap semua elemen dari sebuah proyek di teratur. Meruntuhkan
besar, proyek-proyek yang kompleks menjadi bagian proyek yang lebih
kecil memberikan kerangka kerja yang lebih baik untuk mengatur dan
mengelola proyek. WBS dapat memfasilitasi alokasi sumber daya, tugas
tugas, tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. WBS adalah
yang digunakan pada awal proyek untuk menetapkan cakupan, perkiraan
biaya dan mengatur jadwal GanttDalam menggunakan WBS, penting bahwa
proyek tidak dipecah menjadi terlalu banyak detail seperti yang dapat
mengarah pada mikro manajemen. Sebaliknya, terlalu sedikit detail dapat
mengakibatkan tugas-tugas yang terlalu besar untuk mengelola secara
efektif. WBS dapat disajikan dalam sebuah daftar tabel, daftar tugas
yang menjorok sebagai bagian dari bagan Gantt atau dalam pohon hirarki.
Lebih sering WBS terdaftar dalam hirarki pohon yang menangkap kiriman
dan tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian proyek.
Scope Verification dan Scope Change Control
- Scope Vertifications
Melibatkan persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh
stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan
penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari
project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari
produk proyek dan prosedur untuk menevaluasi jika proyek sudah
diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi
perubahan scope, sangat perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan
project scope.
- Scope Control
Scope Contro melibatkan peraturan perubahan untuk project scope.
Pengguna sering tidak yakin bagaimana mengingkan tampilan untuk dilihat
atau fungsi apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnisnya.
Pengembang tidak yakin bagaimana mengartikan user requirement, dan
mereka juga memilki keterkaitan dengan teknologi yang terus berubah.
Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan
perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada
prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan
perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi.
Scope control termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan
mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari
proyek.
Minggu ke-6 - Project Time Management (Manajemen Waktu)
Apakah manajemen waktu itu penting?
Bagi sekelompok orang, waktu adalah aset yang teramat penting bahkan untuk manusia modern, waktu sering disamakan dengan uang.
Begitu juga halnya dalam sebuah proyek, manajemen waktu adalah hal yang esensi.
Dapat dikatakan bahwa factor utama yang membedakan antara proyek dan
kegiatan operasional adalah adanya keterbatasan waktu dalam suatu
proyek, sementara kegiatan operasional bersifat berkelanjutan.
Keterbatasan waktu ini mencerminkan adanya misi khusus dan penting dalam
setiap proyek. Sehingga pemenuhan target waktu menjadi tugas utama
pengelola dan pemimpin proyek.
Manajemen jadwal yang perlu dilakukan oleh manajer proyek dan anggotanya
Input utama adalah WBS, yakni kesepakatan mengenai lingkup kerja proyek. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan:
- Merinci berbagai kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian setiap paket pekerjaan secara lebih spesifik.
- Menentukan urutan atau logika proses penyelesaian pekerjaan sehingga estimasi waktu dapat diperoleh dengan lebih akurat namun realistis.
- Estimasi sumber daya (resources) yang akan melibatkan dan dipergunakan (money, materials, methods, machines) dalam rangkaian kegiatan tersebut.
- Estimasi target waktu perkegiatan dan mencari total durasi seluruh rangkaian kegiatan yg sering ditampilkan dalam sebuah diagram kegiatan proyek(network diagram) atau Precedence Diagraming Method (PDM).
- Menyusun dan finalisasi jadwal dalam bentuk gantt-chart atau time table.
- Mengendalikan dan menyesuaikan jadwal proyek.
Proses utama terkait manajemen waktu proyek
Pada tahap perencanaan:
- Menyiapkan daftar aktivitas (action plan) untuk menyelesaikan setiap paket pekerjaan (work packages).
- Menyusun urutan setiap paket pekerjaan atau aktivitas dalam suatu rangkaian diagram, yang disebut Schedule Network Diagram. Keterkaitan antara masing-masing aktivitas predesesor dan suksesor dalam proyek dapat digolonkan ke 4 pola hubungan yaitu:
- Finish-to-Start. Kegiatan A selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan B.
- Finish-to-Finish. Kegiatan A selesai sehingga kegiatan B dapat selesai.
- Start-to-Start. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat dimulai.
- Start-to-Finish. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat selesai.
- Keterkaian antara kegiatan A dan kegiatan B dapat terjadi karena sifatnya yang mandatory (hard logic), yakni kegiatan A secara teknis harus selesai sebelum kegiatan B dapat dimulai.
- Teknik lain dalam manajemen waktu adalah leads (percepatan waktu) dan lags (waktu tunggu/perlambatan).
- Berdasarkan daftar aktivitas, manajer proyek harus memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia, material dan peralatan.
- Langkah berikutnya adalah mencari durasi proyek dengan membuat network diagram.
DAFTAR PUSTAKA:
Ø K.C.CHAN, PETER ONG, DAN R.EKO INDRAJIT. Integrated project management. Yogyakarta: Andi; 2004.
Ø Robert K. Wysocki, Robert Beck Jr, David B.Crane. Effective Project
Management, Second Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc; 2000.
Sumber:
EmoticonEmoticon